Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) adalah
angka-angka yang menunjukkan tingkat perkembangan demokrasi di
seluruh provinsi di Indonesia. Terdapat
tiga aspek yang meliputi 11 variabel dan 28 indikator yang diukur dalam IDI. Ketiga
aspek tersebut terdiri atas Kebebasan
Sipil (Civil Liberties), Hak – hak politik (Political Rights), dan
Lembaga-Lembaga Demokrasi (Institution of Democracy).
Sehingga
hasil IDI dapat menunjukkan tingkat dan perkembangan demokrasi di tingkat
provinsi, membantu perencanaan pembangunan di bidang politik pada tingkat
provinsi., dan nantinya data IDI mampu menunjukkan aspek, veriabel atau
indikator yang tidak/kurang berkembang sebagai penghambat tumbuh kembangnya
nilai-nilai demokrasi, sehingga perlu mendapat perhatian prioritas pemerintah
pusat maupun daerah, dan pemerintah maupun masyarakat dapat mengambil
langkah-langkah kongrit berdasar kajian ilmiah untuk memperbaiki kinerja
provinsi masing-masing di masa mendatang.

Foto
bersama para peserta FGD IDI 2011 pada saat akhir acara.
Kegiatan yang bertema “Focus Group Discussion IDI 2011†yang dilaksanakan di Aria Hotel Banjarmasin
pada 15-16 Oktober 2012, dibuka Kepala BPS Provinsi Kalsel, Iskandar
Zulkarnain, SE. M.Si dan dihadiri oleh beberapa perwakilan dari instansi pemerintahan, Kabid
Sosial BPS Provinsi Kalsel, Agnes Widiastuti,
S.Si selaku fasilitator, Supervisor BPS RI, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
Akedemisi, Organisasi Massa, Kalangan Pemerintah, Unsur TNI, Tokoh Agama dan
Masyarakat. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Menkopolhukam, Bappenas, Kemendagri dan Badan
Pusat Statistik serta UNDP Indonesia. Dalam sambutannya, Kepala BPS Provinsi
Kalsel mengharapkan pada peserta FGD IDI 2011 untuk memanfaatkan forum diskusi
ini sebagai tempat berbagi informasi, saling memberikan masukan yang membangun
untuk penyempurnaan dan perbaikan Indeks Demokrasi Indonesia khususnya di Provinsi Kalimantan Selatan.
Adapun tahapan Penghitungan Indeks Demokrasi Indonesia di awali dengan
pengumpulan data baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Sumber data
kuantitatif dikumpulkan melalui pemberitaan media surat kabar, dalam hal ini
dipilih Banjarmasin Post dan Radar Banjarmasin. Sedangkan secara kualitatif
melalui Focus Group Discussion (FGD) dan Wawancara mendalam (Indepth
Interview).
§ Foto & Narasi by My