Penulis : Joko
H.S. (Staf Seksi Distribusi BPS Kab. Banjar)
Dalam upaya menghasilkan data
produksi padi dan palawija di suatu daerah, pemerintah melalui Badan Pusat
Statistik bekerja sama dengan Dinas Pertanian melakukan kegiatan pengumpulan
data produktivitas tanaman padi/palawija atau yang lebih dikenal dengan sebutan
SURVEI UBINAN. Data
yang dihasilkan dari survei Ubinan ini sebagai bahan dasar penghitungan
Produktivitas tanaman pangan baik padi maupun palawija dan sebagai dasar penghitungan angka
ramalan (ARAM). Pelaksanaan survei ubinan bersifat sampel berdasarkan
plot petak terpilih. Luas plot ubinan setiap petak yang terpilih sebesar 2,5 x
2,5 m2. Survei
Ubinan ini dilakukan sesuai dengan waktu panen petani, metode pengumpulan data
produktivitas tanaman pangan khususnya padi menerapkan metode pengukuran
langsung pada plot ubinan terpilih selain itu juga melakukan wawancara dengan
petani sampel yg berkaitan dengan produktivitas misalnya penggunaan pupuk,
benih, sistim pengairan, penggunaan pestisida dan lain sebagainya.

Keterangan gambar: Perangkat Desa Tambak
Baru, pemilik Sawah,KSK (Abdul Satar,SE &Rumansyah)
Seperti
halnya yang dilakukan KSK Kecamatan Martapura Abdul Satar, SE beberapa waktu lalu,seperti dalam (gambar di Atas) adalah kegiatan survei Ubinan (padi)
yang dilakukan di
desa Tambak Baru, Kecamatan
Martapura, Kabupaten
Banjar. Dari dua sampel plot
ubinan terpilih yg memiliki luas petak lahan masing-masing 0.16 ha dan 0.18 ha
diperoleh berat hasil ubinan sebesar 2,50 Kg dan
2,76 Kg. Adapun
varietas padi yang ditanami pada plot terpilih adalah padi jenis IR42 dan varietas
unggul jenis Ciherang.
Jika dibandingkan hasil pada musim
panen sebelumnya, musim
panen kali ini menunjukkan hasil yang kurang
memuaskan.
Menurut pemilik lahan sawah Asmuni, penurunan hasil
ini lebih diakibatkan
oleh kurangnya pasokan air sebagai dampak dari musim
kemarau yg panjang pada tahun ini yang melanda hampir setiap daerah
khususnya di Kabupaten Banjar.
Untuk bisa memperoleh produksi padi yang maksimal, perlu ditunjang adanya
sistem pengairan yang cukup memadai. Adapun saluran irigasi yang dibangun beberapa tahun lalu
masih belum dapat dipergunakan secara maksimal. Hal ini karena saluran irigasi
hanya berfungsi pada saat debit air sungai meningkat dan terjadi
pada musim penghujan. Sedangkan pada saat musim kemarau seperti saat ini air tidak dapat
didistribusikan karena debitnya yang terlalu sedikit. Warga petani di desa Tambak Baru
Kecamatan Martapura mengharapkan pada pemerintah agar diberikan bantuan pompa air untuk bisa
mendistirbusikan air sehingga lahan sawah mereka akan terpenuhi pasokan air
meskipun musim kemarau.